Kegelisahan
berasal dari kata gelisah, yang berarti tidak tenteram hatinya, selalu merasa
khawatir, tidak tenang, tidak sabar, cemas. Sehingga kegelisahan menipakan hal
yang menggambarkan seseorang tidak tentram hati maupun perbuatannya, merasa
kawatir, tidak tenang dalam tingkah lakunya, tidak sabar ataupun dalam
kecemasan.
Kegelisahan
hanya dapat diketahui dari gejala tingkah laku atau gerak gerik seseorang dalam
situasi tertentu. Gejala tingkah laku atau gerak-gerik itu umumnya lain dari
biasanya, misalnya berjalan mundar-mandir dalam ruang tertentu sambil
menundukkan kepala; memandang jauh ke depan sambil mengepal-ngepalkan
tangannya; duduk termenung sambil memegang kepalanya; duduk dengan wajah munmg
atau sayu, malas bicara; dan lain-lain.
Kegelisahan
menipakan salah satu elcspirsi dari kecemasan. Karena itu dalam kehidupan
sehari-hari, kegelisahan juga diartikan sebagai kecemasan, kekawatiran ataupun
ketakutan. Masalah kecemasan atau kegelisahan berkaitan juga dengan masalah
frustasi, yang secara definisi dapat disebutkan, behwa seseorang mengalami
frustasi karena apa yang diinginkan tidak tecapai.
Sumber-sumber
Kegelisahan
Dalam hidup, cemas atau gelisah, adalah hal yang paling sering
kita alami, tapi terkadang kita merasa bingung mengapa kita mengalami hal itu.
Sekarang ,mari kita cermati apa saja yang membuat kita bisa cemas atau
mengalami kegelisahan.
a. Pertama, banyak hutang. Orang yang banyak hutang ternyata banyak sekali
berbohong. Terutama saat ditagih, terkadang ada saja yamg tidak
jujur-menyatakan tidak punya uang, padahal ada. Karena itu, agar hidup kita
bahagia, jangan coba-coba berhutang pada orang lain, baik materi maupun jasa.
b. Kedua, tidak jujur. Semakin
kita tidak jujur, semakin banyak berbohong, maka akan semakin banyak yang akan
kita sembunyikan. Kalau nurani pembohong semacam ini masih hidup, jelas rasa
bersalah dan berdosanya akan terus mengikuti. Maka dari itu, jadilah orang yang
jujur, yang tampil apa adanya, insya allah, hidup pun akan terasa ringan.
c. Ketiga, banyak keinginan. Semakin kita banyak keinginan (duniawi), maka
semakin tertekan rasanya hidup ini. Berbahagialah mereka yang sedikit keinginan
dunianya dan banyak keinginan akhiratnya. Tandanya, mereka selalu mensyukuri
nikmat yang diterima dari-Nya.
d. Keempat, ambisius. Kegigihan
dan ambisi kita terkadangmembuat kita terperosok kejurang kecemasan dan
kegelisahan hidup. Seakan-akan ada sesuatu yang ingin kita raih, namin apa yang
ingin kita raih itu tak lebih dari "asap", tak tergapai. Mengapa?
karena kita tidak menjadikan tujuan utamanya adalahsebagai jalan mendekat
kepada-Nya.
e. kelima, pendengki.mereka yang poendengki adalah mereka yang akan gelisah
hidupnya. Betapa tidak, melihat orang lain lebih baik darinya, hatinya makin
kesal. Melihat orang lain bertambah kaya, makin resah perasaannyta. Padahal
rumus untuk tidak menjadi pendengki semacam ini ialah, terserah Allah, karena
Dia tau apa yang terbaik bagi kita.
f. keenam, orang yang sombong dan emosional. Orang yabg sombong,
kelakuannya selalu tempramental atau emosional, dia akan selalu menjalani hidup
dengan penuh kemarahan, sensitif dan mudah tersinggung. Sebaliknya, orang yang
tidak tempramental, bila berhadapan dengan suatu masalah, pertama-tama akan ia
serahkan kembali kepada Allah.
Salah satu dari bagia kehidupan manusia yang sekian banyak dialami
oleh manusia salah satunya adalah kegelisahan. Kegelisahan disini bukan ke-geli
– geli basah-an.
Kegelisahan dalam diri
manusia dapat timbul sewaktu – waktu tanpa atau dengan diharpkan kehadirannya.
Banyak faktor yang yang mempengaruhi dan menimbulkan kegelisahan dalam diri
manusia. Adanya rasa gelisah yang dirasakan dan dialami oleh manusia pada
dasarnya disebabkan oleh manusianya itu sendiri karena semua manusia memiliki
hati, perasaan dan pikiran.
Kegelisahan pada diri manusia biasanya sangat erat kaitannya
dengan sebauh kata “Tanggung Jawab”. Baik secara individual, sosial maupun
religius. Jika usaha yang telah kita lakukan untuk mempertanggung jawabkan
mengalami kesulitan dan kendala, kegagalan atau tidak berhasil maka secara
langsung otak kita akan terkoneksi dengan yang direspon “Kegagalan dan
permasalahan”. Dengan kata lain terkoneksi dengan hati, perasaan dan pikiran.
Baik disadari atau tidak disadari. Begitu pula jika yang telah dilakukan telah
memcapai titik maksimum dan berhasil maka kita sendiri tidak luput dari
permasalahan dan kegelisahan, sebagai conth kegelisahan untuk mempertahankannya
dan sebaginya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar